Cari tahu bagaimana virus cacar monyet menyebar dan bagaimana Anda harus berhati-hati

Selain menular melalui hewan ke manusia, tampaknya ada metode penyebaran lain dari virus cacar monyet ini yang mungkin terjadi secara beragam dan membutuhkan kewaspadaan.

Baru-baru ini, kita mendapat kabar bahwa akan ada kemunculan kasus cacar monyet di Indonesia, terutama di Kota Jakarta. Cacar monyet, berbeda dengan cacar air, diakibatkan oleh virus cacar monyet, yang juga dikenal sebagai mongkeypox atau MPXV. Asal usul virus ini dapat dikaitkan dengan genius Othopoxvirus, sedangkan virus cacar air berasal dari varicella zost virus (VZV).

Sekarang, jumlah kasus positif cacar monyet di Indonesia mencapai 21 kasus dengan penemuan 1 kasus di Bandung. Cacar monyet dapat disebabkan oleh inkuasi yang relatif singkat, sekitar 4 hingga 20 hari. Penyakit cacar monyet telah ada sejak tahun 1958 dan tidak termasuk penyakit baru yang baru saja ditemukan. Pada bulan Agustus tahun 2022, dilaporkan adanya kasus cacar monyet yang pertama kali ditemukan di Indonesia.

Menurut CDC di Amerika Serikat, orang yang terinfeksi cacar monyet akan mengalami gejala awal berupa munculnya ruam seperti jerawat atau luka lepuh di berbagai bagian tubuh seperti tangan, telapak kaki, wajah, alat kelamin, dada, atau mulut. Ada beberapa gejala cacar monyet yang dapat muncul, termasuk sakit kepala, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri pada otot, sakit punggung, kelemahan tubuh, serta lesi berisi air atau nanah yang muncul seperti benjolan.

Saat ini, jika terjadi kasus cacar monyet di Indonesia, masyarakat diasumsikan sudah mengetahui cara penyebaran virus cacar monyet. Meski cacar monyet bisa dikatakan jarang terjadi, namun lebih sering ditemukan di negara-negara Afrika, tidak ada salahnya untuk lebih waspada dan menghindari penyebaran penyakit monyet.

Singkatnya, situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC menyatakan bahwa virus cacar monyet menyebar melalui tiga cara, yaitu dari orang ke orang, hewan ke orang, dan kontak fisik. dengan barang-barang yang terkontaminasi virus.

1. Penularan virus antar manusia dengan cara sebagai berikut:
• Berbicara sambil bertatap muka dan/atau bernapas sambil bertatap muka
•kulit ke kulit
•mulut dari mulut
• dari mulut ke kulit
• tetesan pernafasan yang dihasilkan oleh paparan yang terlalu lama

Setelah terpapar, virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, permukaan mukosa, faring/tenggorokan dan anoreksia, serta melalui saluran pernafasan.
Penularan pada manusia terjadi ketika hewan yang terinfeksi dikuliti setelah berburu, bermain atau memakan hewan yang ada luka di tubuhnya.

2. Hewan untuk manusia
Penyakit ini dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui cakaran, gigitan, makan daging yang kurang matang atau terinfeksi.

Penularan cacar monyet juga bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Hewan-hewan ini biasanya liar dan hidup di hutan, seperti tupai, kera atau tikus, dimana kasus cacar monyet di kawasan tersebut mewabah.

Orang yang bekerja di kebun binatang juga harus berhati-hati saat berinteraksi dengan hewan, menggunakan sarung tangan, masker, dan pakaian khusus untuk menghindari kontak dengan virus.

3. Barang yang terkontaminasi virus
Pakaian, handuk, mainan seks atau jarum suntik yang terkontaminasi virus, jika ditangani oleh seseorang yang tidak memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan atau masker, juga dapat menyebabkan orang yang menangani barang tersebut terpapar pada orang yang menangani hewan. anda juga harus berhati-hati terhadap virus liver.

Jika Anda bekerja di layanan kesehatan dan jatuh sakit atau terluka akibat peralatan medis yang terkontaminasi, hal ini juga dapat menyebabkan seseorang tertular virus cacar monyet.
Seorang petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit atau klinik juga harus berhati-hati dalam menggunakan masker dan sarung tangan saat merawat pasien.

Leave a Comment